Home » , , » Penemuan Kertas Anti Rayap Oleh Siswa Lebak

Penemuan Kertas Anti Rayap Oleh Siswa Lebak

Written By Seputar Lebak on Senin, 24 Oktober 2011 | 13.16



RANGKASBITUNG,(Seputar Lebak)- Tiga orang siswa SMA Negeri 1 Malingping, peduli akan kelestarian hutan menjadikan juara tingkat Nasional. Yang menjadikan siswa tersebut yakni, Efa fazriyah Haryono, Marwah Zairah, dan wina Eka Oktavia, menjadi juara 2 tingkat L Kir LIPI 43 tingkat Nasionall, karena telah telah berhasil menemukan kertas anti rayap.
“Gagasan awal penemuan kertas anti rayap, hal itu atas dasar kertas bukanlah hal asing, kemudian kertas selalu berhubungan dengan manusia umumnya. Khususnya kita selaku pelajar setiap hari selalu menggunakannya, , akan tetapi hal tersebut menimbulkan sebuah permasalahan baru karena kertas yang biasa digunakan dari bahan dasarnya kayu, sehingga menjadikan penebangan pohon yang cukup tinggi,” terang tiga dara manis, pada Seputar Lebak, Kamis (27/10) kemarin.


Dengan dilakukannya penebangan pohon hutan secara besar-besaran untuk dijadikan bahan kertas, maka hal itu akan berdamfak akan menimbulkan bencana. Yang mana penduduk tidak berdosa akan menjadi korban, yakni bencana tanah longsor, banjir, dan banjir bandang.
Maka dari itu “kami mencari alternatif lain untuk membuat bahan kertas, dengan mempelajari serta mendiskusikannya, dengan ditindak lanjuti dengan mencari informasi. Pencarian informasi dilakukan dengan membrowsing di internet serta sumber-sumber lain, dan akhirnya ditemukan bahwa jerami padi bisa dimanfaatkan untuk membuat kertas”, terang mereka.
Diteruskan oleh mereka, Alasan jerami padi dapat dijadikan kertas Karena jerami padi mengandung selulosa. Kebetulan juga potensi bahan tersebut diwilayah Kabupaten Lebak sangat besar namun kurang dimanfaatkan.
Setelah bahan dasar kertas dapat ditemukan, muncul satu masalah yakni bagaimana agar kertas tersebut tidak dimakan rayap. “Karena mengingat pada izajah milik orang tua kami habis dimakan oleh rayap, maka dari itu kami berpikir untuk mencari alternatif untuk membasmi rayap” tutur ketiga gadis berkerudung.
Untuk mencari solusi masalah tersebut, dilakukan pencarian informasi lewat internet. Setelah berapa waktu pencarian dilakukan, akhirnya ditemukan bahan dasar tersebut.
Dari hasil browsing di internet, ternyata insektisida dapat membunuh rayap. “Setelah itu ternyata daun sirsak mengandung intektisida alami , dan kebetulan juga daun sirsak mudah ditemukan didaerah kami,” tukas siswa SMA 1 Malimping.
Kemudian hasil dari penemuan tersebut didiskusikan dengan Pembina di sekolah, maka digabungkanlah kedua masalah tersebut, dengan melakukan uji coba di lab sekolah. Namun hasil pengujian disekolah kuarang begitu maksimal.
Agar pengujian lebih optimal, maka penelitian diteruskan di Lab. Biomaterial, Lipi Bogor Cibinong. Yang mana di Lab tersebut dilaksanakan pembuatan kertas yang kedua kalinya yakni diawali memrbuat pulp dari jerami padi (jerami dipotong lebih kecil, ditimbang, dicuci, dimasak, dengan NaOH selama satu jam, kemudian dicuci lagi dihancurkan -red).
Setelah jadi pulp disimpan selama 24 jam, diteruskan dengan membuat ekstrak daun sirsak ( daun sirsak dihancurkan, diblender –red) dengan ukuran 40 mesh, kemudian direndam dengan air dan methanol (sebagai pembanding –red) selama 24 jam ters disaring.
Kedua bahan dasar kertas hasil olahan tersebut , lanjut siswa kelas (XI), dibuat menjadi kertas. Yang pertama Yaitu dengan menimbang pulp, yang mana seratnya dipisah dengan menggunakan ultra turrax, dicetak selanjutnya dioven selama 24 jam.
Seterusnya dilakukan penetesan ekstrak daun sirsak pada kertas hasil pencetakan dan langsung dioven selama 24 jam. Setelah itu hasilnya sangat memuasakan dari hasil pengujian kertas tersebut tidak menjadi daya tarik rayap, dan kahirnya kami menjadi juara 2 tingkat nasional mewakili Provinsi Banten, ungkap ketiga siswa dengan riangnya.
Sementara itu, Pembina kelompok remaja ilmiah (KIR) sekolah SMA N 1 Malingping, Tatang Iskandar. Ia menjelaskan bahwa ketiga siswa binaanya telah berhasil memperoleh juara karena memang hal itu merupakan daya imajinasi mereka. Yang manatindak selanjutnya kami semua memperjuangkan agar hasil penemuan tersebut dapat didikutsertakan dalam lomba, katanya.
Mengingat apa yang diajukan oleh mereka (membuat kertas anti rayap), hal itu merupakan hasil jerih payah pemikiran alami. Dan hal itu perlu mendapat support, agar apa yang mereka buat itu dapat penghargaan.
Oleh sebab itu dengan dorongan yang tinggi, ketika ada kesempatan terbuka dalam ajng kejuaraan tingkat nasional. “Kami tertarik untuk mengikuti nya walaupun keterbatasan biaya, tapi syukur alhmadulilah dalam lomba tersebut menjadi juara 2 dari tiga ratus peserta lomba kelas teknologi tingkat nasional di Lipi, “terangnya.
Hal serupa diterangkan Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Malingping, Mursidi. Ia mengatakan atas keberhasilan mereka memperoleh juara ajang tingkat Nasional, hal itu merupakan sebuah kebanggaan buat kami. Terlebih mereka berfrestasi dibidang teknologi ilmiah, “atas dasar itulah pembinaan terhadap siswa akan terus kami galakkan, yakni dengan memotivasi mereka terutama anak KIR, agar setiap penelitian ilmiah itu didorong atas dasar, lebih kepada karya ilmiah tepat guna, serta hasilnya dapat bermanfaat untuk orang banyak,” imbuh Wakasek yang baru menjabat 9 Bulan. (pnm - ari)

0 komentar: