Home » » Saidjah Forum, Bawa Nama Lebak ke Dunia Internasional Lewat Film

Saidjah Forum, Bawa Nama Lebak ke Dunia Internasional Lewat Film

Written By Seputar Lebak on Minggu, 30 Oktober 2011 | 01.48



Rangkasbitung, (Seputar Lebak) - Keberadaan forum atau komunitas penulis dan pembuat film di Banten mungkin jumlahnya masih sangat sedikit. Hal itu yang menjadikan sekelompok pemuda asal kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak membuat wadah untuk menampung ide dan kreativitas di Saidjah Forum.
Saidjah Forum awal dibentuk pada 3 Februari 2005 di Kampus UNTIRTA Serang oleh sekelompok mahasiswa jurnalistik pencinta literasi dan film, pendiri Saidjah Forum adalah Beni Hendriana, Iwan Ridwan (wartawan), Faiz, Helmi Darwan dan Fuad Faudji. Awal terbentuk Saidjah Forum sering berkomunikasi dengan para artis film nasional untuk sharing mengenai ilmu tentang pembuatn film dan akhirnya Saidjah Forum bisa menghasilkan beberapa film dokumenter dan waktu itu jumlah anggota mencpai 25 orang.
Saidjah Forum merupakan sebuah organisasi nirlaba untuk mengembangkan studi sosial dan budaya masyarakat Lebak.”Harapan besar saya adalah membawa nama Kabupaten Lebak ke kancah internasional lewat karya film dan tulisan dari Saidjah Forum. Alhamdulillah sejak awal berdiri Saidjah Forum sudah membuat lima judul film dan diantaranya pernah ditayangkan di festival film luar negeri,” kata pengurus Saidjah Forum Badru Munir, kepada Seputar Lebak.

Saidjah Forum, kata dia, saat ini memiliki 8 orang anggota aktiv dan biasa berkumpul setiap seminggu sekali untuk melakukan kajian dan dongeng buku di sekretariat Saidjah Forum yang cukup sederhana di Jalan Kitarung Kampung Jeruk, Kelurahan Muara Ciujung Barat, Rangkasbitung, Lebak. Badru menjelaskan, dari kelima film hasil garapan Saidjah Forum terbaru adalah film yang berjudul Dongeng Rangkas. Dongeng Rangkas dibuat oleh 5 orang sutradara yaitu Hafiz, Saeful Anwar, Andang Kelana, Fuad fauji, dan Badru Munir. Film Dongeng Rangkas diperankan oleh dua pemuda Kiwong dan Iron bercerita tentang kehidupan pedagang tahu keliling di Kampung Muhara yang tinggal di bantaran sungai Ciujung. Kiwong dan Iron biasa menjual tahu dengan berkeliling di stasiun Rangkasbitung dan didalam rangkaian kereta api.
“Lima judul film yang sudah kita buat itu diantaranya berjudul Kirabin, Nawar, Jembatan Dua, Tepian Sungai Ciujung dan terakhir film Dongeng Rangkas yang akan diputar di Aula Multatuli Gedung Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak, Sabtu (29/10) pukul 15.00WIB. Alhamdulillah kita diberikan kesempatan oleh Pemkab Lebak untuk mengapresiasikan karya film garapan sineas muda Saidjah Forum,” ujar Badru.
Katanya, pada pemutaran film Dongeng Rangkas Sabtu 29 Oktober (hari ini-red) rencananya akan dihadiri oleh pejabat Pemkab Lebak, instansi pemerintahan, pelajar, mahasiswa dan umum. Dirinya berharap kepada generasi muda agar bisa lebih mencintai sastra dan film karya seniman daerah. “Selain mengundang melalui surat, kita juga mengundang secara terbuka kepada warga Lebak untuk menyaksikan pemutaran film Dongeng Rangkas melalui website www.saidjahforum.org dan melalui jejaring sosial Facebook serta mikro blogging Tweeter. Diharapakan dengan undangan terbuka melalui media online dapat lebih efektif sehingga masyarakat bisa mengetahui keberadaan Saidjah Forum,” tegasnya.
Lanjut Badru, sebelumnya film Dongeng Rangkas sempat ditayangkan di Festival International Documenter, Korea pada 22 sampai 28 September 2011 silam dan di Mexico serta Toronto. Selain itu film Dongeng Rangkas pada 10 November 2011 juga akan ikut serta dalam ajang Europe Festival Movie Documenter di Kopenhagen, Belanda yang merupakan ajang festival film terbesar di Benua Biru Eropa.
“Ini merupakan sebuah kebanggaan bagi Saidjah Forum, bahwa film karya sineas muda Rangkasbitung bisa berkompetisi diajang festival film internasional. Saya harap pemerintah daerah bisa lebih memperhatikan para sineas muda Rangkasbitung yang telah mengarumkan nama Kabupaten Lebak di kancah film internasional,” terangnya.
Pengerjaan film Dongeng Rangkas memakan waktu cukup lama sehingga sangat menguras konsentrasi kru Saidjah Forum. Pengambilan gambarmemakan waktu 15 hari dan editing sekitar 2 bulan namun yang cukup lama adalah riset pembuatan film. “Semua biaya pembuatan film dokumenter itu hasil dari iuran para anggota Saidjah Forum dan sama sekali tidak mendapat bantuan dari pihak luar terutama pemerintah daerah,” ungkap Badru.
Sementara ketua Saidjah Forum. Fuad Faudji mengatakan awal dibentuk Saidjah Forum adalah sebagai wadah untuk berkreasi dalam di dunia tulisan dan film. Saidjah Forum mengedepankan kebersamaan dan kemandirian dalam berorganisasi, meski tanpa donator tetap namun saat ini Saidjah Forum masih tetap bertahan dalam waktu yang cukup lama.
“Awalnya dibentuk Saidjah Forum oleh 5 orang mahasiswa jurnalistik UNTIRTA pada 2005 dan seiring waktu berjalan jumlah anggota mencapai 25 orang. Namun pada akhirnya seiring perjalanan waktu dan dinamika organisasi anggota tersisa tinggal 2 orang yaitu Helmi Darwan Fuad Faudji. Yang kemudian saat itu saya berfikir untuk memindahkan pusat kegiatan Saidjah Forum ke Rangkasbitung, yaitu ditempat yang sekarang saidjah Forum berkarya,” kata Ketua Saidjah Forum.
“Akhirnya kita putuskan pindah ke Rangkasbitung dan mulai mengumpulkan buku untuk membuat perpustakaan kecil. Seiring waktu berjalan akhirnya kita mampu membuat bebepa juul film salah satunya Dongeng Rangkas yang akan ditayangkan Sabtu 29 Oktober di Aula Mutlatuli,” ujarnya. (arie)

0 komentar: